Piala Liga Inggris, atau yang akrab dikenal sebagai Carabao Cup, seringkali dianggap sebagai ajang “pemanasan” atau tempat bagi para manajer untuk merotasi skuad. Namun, babak keempat musim ini yang berlangsung tadi malam, Kamis (30/10/2025), membuktikan bahwa turnamen ini lebih dari sekadar itu. Ia adalah panggung drama, tempat di mana reputasi bisa hancur dalam 90 menit, dan pahlawan baru bisa lahir.
Nobar / Live Match : http://updatebola.live

Malam tadi adalah malam yang penuh gejolak. Dari kejutan masif di Anfield, drama tujuh gol di Stamford Bridge, hingga pernyataan tegas di St James’ Park. Mari kita bedah lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi di salah satu malam paling menegangkan di kompetisi piala domestik Inggris musim ini.
Tragedi di Anfield: Liverpool Hancur Lebur 0-3 di Tangan Crystal Palace
Kabar terbesar, dan yang paling mengejutkan, datang dari Merseyside. Liverpool, yang biasanya begitu perkasa di kandang, harus menelan pil pahit yang luar biasa. Mereka tidak hanya kalah, mereka hancur lebur dengan skor telak 0-3 oleh Crystal Palace.
Anfield, yang dikenal dengan atmosfer “benteng” yang bisa mengintimidasi lawan mana pun, dibuat sunyi senyap oleh tim tamu yang tampil tanpa beban namun sangat klinis. Ini bukan sekadar kekalahan; ini adalah sebuah pernyataan bahwa ada sesuatu yang salah di kubu The Reds.
Analisis Pertandingan: Rotasi yang Menjadi Bumerang
Manajer Liverpool, seperti yang diduga, melakukan rotasi besar-besaran. Di tengah jadwal yang padat antara Liga Premier dan kompetisi Eropa, menurunkan beberapa pemain pelapis di Carabao Cup adalah langkah yang logis. Namun, malam tadi, logika itu berantakan.
Para pemain yang diberi kesempatan, yang seharusnya “unjuk gigi” untuk merebut tempat di tim utama, justru tampil di bawah standar. Ada kesan meremehkan lawan, atau mungkin, kualitas skuad pelapis Liverpool tidak sedalam yang diperkirakan. Komunikasi di lini belakang tampak kacau balau. Para bek yang tidak terbiasa bermain bersama terlihat gugup setiap kali Palace melancarkan serangan balik.
Crystal Palace, di sisi lain, datang dengan rencana permainan yang sempurna. Mereka tahu Liverpool akan mendominasi penguasaan bola. Mereka membiarkannya. Tim asuhan Oliver Glasner (jika masih di sana) atau manajer baru mereka, fokus pada pertahanan rapat, disiplin, dan transisi cepat.
Gol pertama Palace yang datang di babak pertama seolah membuka kotak pandora. Liverpool yang panik mencoba membalas, namun mereka justru meninggalkan ruang besar di belakang. Palace, dengan pemain sayap mereka yang cepat, mengeksploitasi ruang itu tanpa ampun. Dua gol tambahan di babak kedua adalah hasil dari serangan balik mematikan yang menusuk langsung ke jantung pertahanan The Reds yang rapuh.
Apa Artinya Kekalahan Ini bagi Liverpool?
Satu trofi domestik dipastikan melayang musim ini. Namun, dampak psikologisnya bisa jadi lebih besar. Kekalahan 0-3 di kandang dari tim yang di atas kertas berada di bawah mereka adalah tamparan keras. Ini akan memicu pertanyaan serius tentang kedalaman skuad.
Apakah para pemain muda siap? Apakah para pemain pelapis cukup bagus? Ini juga menjadi alarm bagi manajer untuk segera membereskan lini pertahanan. Jika Crystal Palace saja bisa mencetak tiga gol di Anfield, apa yang bisa dilakukan oleh tim-tim besar lainnya?
Bagi para fans, ini adalah malam untuk dilupakan. Tapi bagi tim, ini harus menjadi pelajaran pahit yang memicu kebangkitan.
The Gunners Melaju: Arsenal Tampil Profesional Kalahkan Brighton 2-0
Bergeser ke London Utara, suasananya sangat kontras. Di Emirates Stadium, Arsenal menunjukkan kedewasaan dan profesionalisme. Menghadapi lawan yang selalu alot, Brighton & Hove Albion, The Gunners tampil efisien dan mengamankan kemenangan 2-0 yang nyaman.
Jika Liverpool menunjukkan bagaimana rotasi bisa gagal total, Arsenal justru menunjukkan bagaimana melakukannya dengan benar. Mikel Arteta menurunkan campuran pemain muda berbakat dan beberapa pilar senior untuk menjaga ritme.
Analisis Pertandingan: Kontrol dan Efisiensi
Brighton, seperti biasa, mencoba memainkan gaya sepak bola berbasis penguasaan bola mereka. Namun, Arsenal malam itu terlalu disiplin. Lini tengah The Gunners, yang diisi oleh kombinasi energi dan pengalaman, berhasil mematikan kreativitas tim tamu.
Arsenal tidak terburu-buru. Mereka sabar, menunggu momen yang tepat untuk menyerang. Gol pertama datang dari permainan kolektif yang apik, diakhiri dengan penyelesaian klinis. Gol kedua, yang datang di babak kedua, mematikan harapan Brighton untuk bangkit.
Kemenangan 2-0 ini mungkin tidak semewah atau sedramatis hasil di tempat lain, tapi ini adalah jenis kemenangan yang disukai manajer. Ini adalah kemenangan yang menunjukkan kontrol. Arsenal tidak perlu mengeluarkan seluruh tenaga mereka, mereka bermain cerdas, mengamankan hasil, dan yang terpenting, tidak ada pemain kunci yang cedera.
Kekuatan Skuad Arsenal yang Sebenarnya
Kemenangan ini adalah bukti nyata dari kemajuan proyek Arteta. Arsenal kini memiliki skuad di mana pemain pelapis dan pemain utama tidak memiliki jarak kualitas yang terlalu jauh. Pemain seperti Emile Smith Rowe, Fabio Vieira, atau Reiss Nelson (jika dimainkan) bisa masuk dan menjalankan sistem dengan mulus.
Ini mengirimkan pesan kuat kepada para pesaing: Arsenal serius di semua kompetisi. Mereka tidak lagi memandang Carabao Cup sebagai gangguan. Dengan tersingkirnya Liverpool dan Tottenham, jalan Arsenal menuju Wembley kini terlihat semakin terbuka. Mereka jelas menjadi salahs atu favorit utama untuk mengangkat trofi ini.
Drama Tujuh Gol di Stamford Bridge: Chelsea Lolos dari Lubang Jarum (4-3)
Jika Anda mencari hiburan murni, Stamford Bridge adalah tempatnya. Chelsea dan Wolverhampton Wanderers menyajikan sebuah thriller klasik piala, sebuah pertandingan yang membuat para manajer pusing tetapi membuat fans di ujung kursi mereka.
Pada akhirnya, Chelsea keluar sebagai pemenang dalam laga dramatis yang berakhir dengan skor 4-3.
Ini adalah pertandingan yang “gila”. Lini pertahanan seolah menjadi konsep yang opsional bagi kedua tim. Jual beli serangan terjadi sejak peluit pertama dibunyikan. Keunggulan silih berganti, dan setiap serangan tampak berbahaya.
Chelsea, dengan kekuatan ofensif mereka yang luar biasa, berhasil mencetak empat gol. Namun, fakta bahwa mereka juga kebobolan tiga gol di kandang melawan Wolves menunjukkan masalah lama mereka: inkonsistensi di lini belakang.
Bagi The Blues, kemenangan adalah kemenangan. Mereka lolos ke perempat final, dan itu yang terpenting. Namun, manajer Enzo Maresca (atau siapa pun yang bertugas) pasti akan memiliki banyak catatan untuk dievaluasi. Mereka tidak bisa terus-menerus mengandalkan lini serang mereka untuk “menyelamatkan” lini pertahanan yang rapuh. Ini adalah kemenangan yang mendebarkan, tetapi juga mengkhawatirkan.
Newcastle Pulangkan Spurs: Pernyataan Ambisi The Magpies (2-0)
Pertandingan besar lainnya terjadi di St James’ Park, di mana Newcastle United menjamu Tottenham Hotspur. Ini adalah duel antara dua tim yang sama-sama berambisi mengakhiri puasa gelar domestik mereka.
Newcastle, didukung oleh lautan suporter mereka, tampil dominan dan mengamankan kemenangan 2-0 yang meyakinkan. Ini bukan sekadar kemenangan biasa; ini adalah pernyataan ambisi.
The Magpies menunjukkan bahwa mereka adalah kekuatan yang harus diperhitungkan di kompetisi piala. Mereka bermain dengan intensitas tinggi, menekan Spurs tanpa henti, dan memanfaatkan setiap kesalahan yang dibuat tim tamu.
Bagi Tottenham, ini adalah cerita lama yang menyakitkan. Lagi-lagi, satu peluang trofi melayang di awal musim. Kekalahan ini akan menambah tekanan pada Ange Postecoglou (atau manajer Spurs saat itu) dan menimbulkan kembali pertanyaan abadi: kapan Spurs akan benar-benar memenangkan sesuatu?
Kemenangan ini memberi Newcastle momentum besar. Mereka tidak hanya lolos ke perempat final, tetapi mereka melakukannya dengan menyingkirkan salah satu rival berat. St James’ Park bermimpi, dan kali ini, mimpi itu terasa sangat nyata.
Kesimpulan: Peta Persaingan Berubah, Piala Terbuka Lebar
Malam yang penuh drama di babak keempat Carabao Cup ini telah mengubah segalanya. Dua tim besar, Liverpool dan Tottenham, tersingkir. Ini membuka pintu lebar-lebar bagi tim-tim yang tersisa.
Arsenal kini muncul sebagai favorit kuat, dengan penampilan mereka yang terkontrol dan skuad yang dalam. Newcastle telah mengirimkan pesan bahwa mereka serius, dengan dukungan kandang mereka yang luar biasa menjadi senjata utama. Chelsea, meskipun rapuh, memiliki daya ledak untuk mengalahkan siapa pun dalam satu pertandingan.
Jangan lupakan juga Crystal Palace, sang pembunuh raksasa, yang membuktikan bahwa dalam 90 menit, apa pun bisa terjadi.
Babak perempat final nanti akan sangat menarik. Carabao Cup, yang sering diremehkan, musim ini menjanjikan akhir yang mendebarkan. Bagi Liverpool dan Spurs, ini adalah malam instrospeksi. Bagi Arsenal, Newcastle, dan Chelsea, ini adalah malam di mana impian akan trofi pertama musim ini semakin dekat dengan kenyataan.
Tetap bersama Updatebola untuk analisis lebih lanjut dan liputan lengkap perjalanan menuju Wembley.
